I.
Sub
Judul
Analisis Air dan
Mineral dengan Parameter Kalsium
secara titrimetri
II.
Tujuan
Siswa dapat melakukan analisa
air dengan parameter Kalsium secara titrimetri.
III.
Dasar
Teori
Sebagian besar dari Kalsium dalam tubuh
terdapat dalam tulang (lebih dari 90% dari Ca,dalam tubuh). Tulang sebagian
besar terdiri dari kalsium fosfat, 13% kalsium karbonat, 2% magnesium fosfat
dan 5% zat-zat lain serta beberapa merupakan sitrat sebanyak 0,5 sampai 3% (Wahju,
1997). Kalsium dibutuhkan sebagai penyusunan tulang dan besar
konformasi tulang yang dibentuk sebagai tempat melekatnya daging dan menopang
tubuh. Proses pembentukan korformasi
tulang, proses kalsifikasi tulang meningkat. Proses kalsifikasi tulang
memerlukan jumlah kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang seimbang guna dibawa ke
dalam matriks tulang yang akan mempengaruhi kepadatan, kekuatan dan struktur
tulang (Bangun,et al.2013).
Kalsium merupakan mineral yang paling
banyak terdapat dalam tubuh yaitu 1,5 sampai 2% dari berat badan
(Granner,2003). Jumlah tersebut 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang
dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit {(3Ca(PO4)2.Ca(OH)2}.
Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada
konsentrasi kurang lebih 2,25 sampai 2,60 mmol/l (9 sampai 10,4 mg/100 ml).
Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama kehidupan
dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya kalsium tersebar luas
di dalam tubuh. Cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan
penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi
otot, penggumpalan darah dan menjaga (Almatsier,2004).
Dalam
keadaan normal sebanyak 30% sampai 50% kalsium yang dikonsumsi diabsorbsi
tubuh. Kemampuan absorbsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada
proses menua. Kemampuan absorbsi berdasarkan jenis kelamin jantan lebih tinggi
dibandingkan dengan betina pada semua golongan usia (Almatsier,2004). Menurut Wahju (1997) menyebutkan
bahwa sumber kalsium dalam pakan dapat berasal dari bahan pakan seperti tepung
ikan, tepung daging, tepung
tulang, tepung batu kapur, dan kulit kerang. Tepung batu kapur (Carbonat, CaCO3)
yang sering ditambahkan pada pakan sebagai sumber kalsium memiliki kandungan
kalsium 38%.
PMM atau Poultry meat meal adalah campuran tulang yang dihancurkan dan
digiling kasar bersama daging uggas. Keduanya tersebut digunakan sebagai pakan
hewan bisa juga sebagai pupuk. PMM menghemat penggunaan protein yang lebih
mahal seperti kacang kedelai dan Jagung yang mengandung asam asam amino penting dan daya cerna yang baik memiliki keunggulan dan relatif lebih
murah daripada bahan pakan
lain (Anonim,2013).
Fungsi
kalsium bagi hewan ternak sebagian
besar untuk pembentukan tulang, pada
bangsa ayam yang dewasa dipergunakan
untuk pembentukan kulit telur. Kalsium juga penting untuk pembekuan darah,
dibutuhkan bersama-sama dengan natrium dan kalsium untuk denyutan jantung yang
normal, dan juga untuk memelihara keseimbangan asam basa (Wahju,1997). Fungsi
kalsium bagi tubuh antara lain penyusun
tulang dan gigi, kulit telur, air susu dan pertumbuhan, proses pembekuan darah, pengatur
detak jantung dan otot, menjaga
iritabilitas system syaraf, mengatur keseimbangan
asam-basa, menjaga
permiabilitas membran sel (Kamal,1999). Fungsi dari kalsium adalah untuk membentuk
rangka yang kuat serta melindungi organ yang penting serta membantu pergerakan
dan pertumbuhan (Bangun, et al. 2013).
IV.
Alat
dan Bahan
Alat
·
Buret
50 mL atau alat titrasi lain dengan skala yang jelas;
·
Labu
Erlenmeyer 250 mL dan 500 mL;
·
Labu
ukur 250 mL dan 1000 mL;
·
Gelas
ukur 100 mL;
·
Pipet
volume 10 mL dan 50 mL;
·
Pipet
ukur 10 mL;
·
Gelas
piala 50 mL, 250 mL dan 1000 mL;
·
Spatula;
·
Pengaduk
gelas;
·
Pemanas
listrik;
·
Timbangan analitik;
·
Kaca
arloji;
Bahan
·
Indikator mureksid
·
Indikator Eriochrome Black T
·
Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 N
·
Larutan penyangga pH 10 + 0,1
·
Larutan standar kalsium karbonat (0,01
M)
·
Larutan
baku dinatrium etilendiamin tetra asetat dihidrat 0,01 M
·
Larutan Na2EDTA + 0,01 M
V.
Prosedur
Kerja
1.
Ambil
50,0 mL contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
2.
Tambahkan
2 mL larutan NaOH 1 N (secukupnya) sampai dicapai pH 12-13.
3.
Apabila
contoh uji keruh, tambahkan 1mL sampai dengan 2 mL larutan KCN 10%.
4.
Tambahkan
seujung spatula atau setara dengan 30 mg - 50 mg indikator mureksid.
5.
Lakukan
titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna merah
muda menjadi ungu.
6.
Catat
volume larutan baku Na2EDTA yang digunakan.
7.
Apabila
larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 mL, encerkan contoh
uji dengan air suling dan ulangi langkah 3.6.a). s/d 3.6.f) dari 3.6.
8.
Ulangi
titrasi tersebut 2 kali, kemudian volume Na2EDTA yang digunakan dirata-ratakan.
9.
Jika
spike matrix digunakan sebagai control mutu, lakukan dengan cara sebagai
berikut: Ambil 15 mL contoh uji, tambahkan 10 mL larutan standar kalsium
karbonat 0,01 M dan encerkan dengan air suling hingga volumenya 50 mL, masukkan
ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Lakukan langkah 3.6 b) sampai dengan 3.6 h).
VI.
Data Pengamatan
VII.
Perhitungan
Kadar SO42-
= 

Air
sumur Loktuan 1
Kadar SO42-
= 

Kadar SO42-
= 

Kadar SO42-
= 

Air
sumur Loktuan 2
Kadar SO42-
= 

Kadar SO42-
=
= 


No
|
Kode Sampel
|
Hasil (mg/L)
|
1
|
Air Sumur Saleba’
|
48,5688 mg/L
|
39,5136 mg/L
|
||
2
|
Air Sumur Loktuan
|
44,4528 mg/L
|
39,34896 mg/L
|
||
3
|
Air Sumur Kanaan
|
13,9944 mg/L
|
19,7568 mg/L
|
||
4
|
Air Pureit
|
16,13472 mg/L
|
16,13472 mg/L
|
VIII.
Pembahasan
Sulfat didalam lingkungan (air) dapat
berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industri
dan limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan
mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan
kalsium sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari
oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri
kertas,tekstil dan industri logam . Ion
sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat
terdiri atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron
ion sulfat bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen
sulfat (bisulfit) H2SO4- yaitu bes konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang
merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan ester asam sulfat.
Adapun tujuan dari percobaan yaitu untuk
menentukan kadar sulfat dari suatu sampel air dimana sampel yang digunakan pada
percobaan ini yaitu sampel air sumur Loktuan.
Pada perlakuan pertama memasukkan 250 mL sampel
air sumur Loktuan ke dalam gelas beaker 500 mL kemudian menambahkan larutan HCl
1:1 sebanyak 1 ml kemudian mendidihkannya di atas Hot Plate. Adapun fungsi dari
penambahan HCl 1:1 yaitu untuk melarutkan kandungan sulfat yang terdapat pada
sampel yang digunakan melalui pemanasan dan tujuan pemanasan itu sendiri yaitu
untuk mempercepat kelarutan. Setelah itu menambahkan larutan BaCl2 1%
kemudian memanaskannya kembali selama 30 menit. Adapun tujuan dari penambahan
barium klorida yaitu untuk mengendapkan sulfat dalam bentuk barium sulfat
yang terdapat dalam sample air sedangkan tujuan pemanasan disini yaitu untuk
menguapkan ion Cl- yang terdapat pada campuran
tersebut sehingga bobot barium sulfat yang diperoleh nantinya maksimal. Setelah
itu mendinginkan larutan beberapa menit kemudian menyaring larutan tersebut
dengan menggunakan corong yang telah dilapisi dengan kertas saring watman 42
tujuannya yaitu untuk memisahkan filtrate dengan residu, adapun residu yang
diperoleh yaitu endapan barium sulfat sedangkan filtratnya yaitu larutan HCl.
Selanjutnya residu yang diperoleh kemudian mencucinya dengan aquades panas
tujuannya yaitu untuk menghilangkan kandungan ion Cl- yang ada pada
barium sulfat, selanjutnya endapan/residu yang diperoleh dikeringkan di atas
Hot Plate tujuannya yaitu agar endapan/residu yang diperoleh benar-benar kering
dan tidak mengandung air lagi setelah itu dipijarkan di dalam oven selama 1 jam
dan setelah dipijarkan, dilakukan pendinginan Kristal yang terbentuk dan
menimbangnya dengan menggunakan neraca analaitik dan diperoleh berat kristalnya
yaitu 27 mg dan 23,9 mg, nilai kadar
sulfatnya yaitu 44,4528 mg/L dan39,34896 mg/L.
Kadar Sulfat dalam air sumur Loktuan ini tidak
melewati ambang batas maksimum yaitu 250 mg/L jadi, air sumur Loktuan ini masih
dikatakan baik dilihat dari kadar sulfatnya.
IX.
Kesimpulan
Pada praktikum penetapan kadar Sulfat
dalam sampel air diperoleh:
1. Kadar
sulfat dalam sampel air Loktuan 1 ini sebesar 44,4528 ppm.
2. Kadar
sulfat dalam sampel air Loktuan 2 ini sebesar 39,34896 ppm.
X.
Daftar
Pustaka
Anonim. 2011. Laporan
Penentuan Kadar Sulfat.
http://chemiztriituindah.blogspot.com/2011/06/laporan-penentuan-
kadar- sulfat.html
(diakses 2014/11/10)
Jakaoktasano. 2012. Analisis
Grafimetri Penentuan Kadar Sulfat.
Staf Pengajar. 2012.
Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. UNTAD Press. Palu
Yusuf. 2011. Laporan
Penentuan Kadar Sulfat.