I.
Sub
Judul
Analisis Air dan Mineral dengan
Parameter Residu Terlarut (TDS/Total
Disolved Solid).
II.
Tujuan
1.
Siswa dapat melakukan analisis air
dengan parameter Residu Terlarut (TDS/Total
Disolved Solid).
2.
Siswa mengetahui kualitas air sampel
sebagai air konsumsi.
III.
Dasar
Teori
Total
Dissolved Solid (TDS)
TDS merupakan parameter dari jumlah
material yang dilarutkan dalam air. Material ini dapat mencakup karbonat,
bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium, magnesium, natrium,
ion-ion organik, dan ion-ion lainnya. Perubahan dalam konsentrasi TDS
dapat berbahaya karena densitas (massa
jenis) air menentukan aliran air masuk dan keluar dari sel-sel organisme.
Namun, jika konsentrasi TDS terlalu tinggi atau terlalu rendah, pertumbuhan
kehidupan banyak air dapat dibatasi, dan kematian dapat terjadi. TDS
konsentrasi tinggi juga dapat mengurangi kejernihan air, memberikan penurunan
secara signifikan pada proses fotosintesis, serta gabungan dengan senyawa
beracun dan logam berat, dan menyebabkan peningkatan suhu air.
TDS dapat digunakan untuk memperkirakan
kualitas air minum, karena mewakili jumlah ion di dalam air. Air dengan TDS
tinggi seringkali memiliki rasa yang buruk dan/atau kesadahan air tinggi, dan
dapat mengakibatkan efek pencahar.
a. Parameter
TDS (Total Disolved Solid) merupakan
parameter fisik kualitas baku dan merupakan ukuran zat terlarut (baik zat
organik maupun anorganik, misalnya : garam). Yang terdapat pada sebuah larutan.
TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut part per milion (ppm) atau sama
dengan miligram per liter (mg/L) pada air. Aplikasi utama TDS adalah dalam
studi kualitas air untuk aliran, sungai dan danau, walaupun TDS umumnya
dianggap bukan sebagai polutan utama (misalnya tidak dianggap terkait dengan
efek kesehatan), tetapi digunakan sebagai indikasi karakteristik estetika air
minum dan sebagai indikator agregat kehadiran array yang luas dari
kontaminan kimia. Total dissolved solid atau
total padatan terlarut merupakan bahan dalam air yang dapat melewati filter
dengan 2.0 mikrometer atau lebih kecil ukuran rata-rata nominal
pori. Suhu yang digunakan untuk mengeringkan residu sangat penting dan
mempengaruhi hasil karena bobot yang hilang akibat bahan organik volatil, air ,
air kristalisasi, gas yang keluar akibat dekomposisi kimia sebagai bobot akibat
oksidasi tergantung suhu dan waktu pemanasan. Suhu pemanasan TDS adalah 180±2
derajat celcius.
b. Senyawa
Kimia
TDS merupakan total zat terlarut yang
terdiri dari zat organik dan anorganik. Yang lebih umum adalah konstituen kimia
kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida, yang terdapat dalam
limpasan air hujan dan limpasan dari iklim bersalju. Pembentukan TDS
secara alami yaitu dari pelapukan batu dan tanah. TDS sering ditemukan
dalam bentuk larutan yang berasal dari limpasan air pertanian, aliran air dari
tanah yang tercemar, sumber pencemar air dari pabrik atau pengolahan limbah
pabrik. Secara kasat mata air yang mengandung TDS tinggi seringkali tidak
merubah warna air (kelihatan jernih), namun memberikan rasa spesifik terhadap
air. Contoh sederhana dari air yang mengandung TDS tinggi adalah air laut dan
air payau.
Ada dua macam metode yang digunakan
untuk mengukur kualitas suatu larutan. Untuk mengukur TDS, metode analisa yang
digunakan adalah :
a.
Gravimetri
Metode gravimetri merupakan metode
pengukuran TDS yang paling akurat dan melibatkan penguapan cairan pelarut untuk
meninggalkan residu yang kemudian dapat ditimbang dengan menggunakan presisi
analitas saldo (biasanya mampu mengukur dengan keakuratan 0,0001 gram). Metode
ini umumnya adalah metode yang terbaik, walaupun memerlukan banyak waktu dan
mengakibatkan ketidaktepatan jika proporsi TDS tinggi yang terdiri atas titik
didih bahan kimia organik yang rendah, yang akan menguap bersama dengan air.
Dalam keadaan paling umum garam anorganik terdiri dari sebagian besar TDS, dan
metode gravimetri sesuai untuk digunakan sebagai pemeriksaannya.
b. Electrial
Konduktivitas
Konduktivitas listrik air secara
langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan terlarut yang terionisasi dalam
air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada
air untuk menghasilkan arus listrik, yang dapat diukur dengan menggunakan
konvensional konduktivitas meter atau TDS meter. Ketika laboratorium
berkorelasi dengan pengukuran TDS, konduktivitas memberikan nilai perkiraan
untuk TDS konsentrasi, biasanya digunakan untuk pengukuran sepuluh persen
akurasi.
Dampak
terhadap lingkungan
·
Kandungan TDS dapat berdampak buruk pada
lingkungan, terutama dapat menghambat resapan air dalam tanah dengan cara
menutupi pori-pori.
·
Padatan tersuspensi akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air, yaitu mempengaruhi regenerasi oksigen
serta fotosintesis.
Dampak
terhadap kesehatan
TDS tidak berdampak langsung pada
kesehatan karena efek kandungan TDS di dalam air adalah memberi rasa pada
air, yaitu air menjadi seperti garam. Sehingga jika air yang tidak
sengaja mengandung TDS terminum, maka akan terjadi akumulasi garam di
dalam ginjal manusia dalam waktu lama. Sehingga lama
kelamaan akan mempengaruhi fungsi fisiologis ginjal.
IV.
Alat
dan Bahan
Alat
:
1. Neraca
analitik
2. Cawan
terbuat dari porselin atau platina atau silica
3. Oven
4. Tanur
yang dipakai dapat dipanaskan sampai suhu 550oC
5. Penjepit
kertas saring
6. Penjepit
cawan
7. Alat
saring ang dilengkapi pompa penghisap
8. Penangas
air
9. Pipet
10.Desikator
Bahan
:
1. Sampel
2. Aquades
3. Kertas
saring bebas abu
V.
Prosedur
Kerja
1.
Kocok contoh uji sampai homogen
2.
Pipet 25 mL sampel uji, masukkan kedalam
alat penyaring yang telah dilengkapi pompa penghisap dan kertas saring
3.
Operasikan alat penyaringnya
4.
Setelah contoh tersaring semuanya bilas
kertas saring dengan air suling sebanyak 10 mL dan dilakukan 3 kali pembilasan
5.
Lanjutkan pembilasan kira – kira 3 menit
setelah penyaringan sempurna
6.
Pindahkan seluruh hasil saringan termasuk
air bilasan kedalam cawan yang telah mempunyai berat tetap
7.
Uapkan
hasil saringan yang ada didalam cawan sehingga kering pada penangas air
8.
Masukkan cawan berisi padatan terlarut
yang sudah kering kedalam oven pada suhu 180oC ± 2oC
selama kurang lebih 1 jam
9.
Pindahkan cawan dari oven dengan
penjepit dan dinginkan dalam desikator
10. Setetah
dingin timang dengan neraca analitik
11. Ulangi
langkah 8. Sampai 10. Hingga diperoleh berat tetap (catat sebagai B gram)
VI.
Data
Pengamatan
No
|
Sampel
|
Sampel Ke
|
Massa Cawan Kosong (gr)
|
Massa Cawan + Residu Terlarut
(gr)
|
Kadar TDS (Konduktometer)
|
1
|
Air Sumur Loktuan
|
Sinplo
|
33.4953
|
33.5019
|
145
mg/L
|
|
|
Duplo
|
31.9559
|
31.9659
|
|
2
|
Air Sumur Sekambing
|
Sinplo
|
34.0534
|
34.0651
|
76
mg/L
|
|
|
Duplo
|
35.8259
|
35.8359
|
|
VII.
Perhitungan
Rumus
yang penentuan kadar TDS adalah sebagai berikut :
Keterangan
A
= bobot beaker gelas berisi residu terlarut (mg)
B
= bobot beaker gelas kosong (mg)
·
Sampel
Air Sumur Sekambing :
1)
mg TDS (Sinplo) =
= 264 mg/L
2)
mg TDS (Duplo) =
= 400 mg/L
%
Selisih = 400 mg/L - 264 mg/L =
= 34 %
·
Sampel
Air Sumur Loktuan :
1)
mg TDS (Sinplo) =
=
468 mg/L
2)
mg TDS (Duplo) =
= 400 mg/L
%
Selisih = 468 mg/L - 400 mg/L =
= 14,53 %
VIII.
Pembahasan
TDS merupakan parameter dari jumlah material yang
dilarutkan dalam air. Material ini dapat mencakup karbonat, bikarbonat,
klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium, magnesium, natrium, ion-ion organik,
dan ion-ion lainnya. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat berbahaya
karena densitas (massa
jenis) air menentukan aliran air masuk dan keluar dari sel-sel organisme.
Namun, jika konsentrasi TDS terlalu tinggi atau terlalu rendah, pertumbuhan
kehidupan banyak air dapat dibatasi, dan kematian dapat terjadi. TDS
konsentrasi tinggi juga dapat mengurangi kejernihan air, memberikan penurunan
secara signifikan pada proses fotosintesis, serta gabungan dengan senyawa
beracun dan logam berat, dan menyebabkan peningkatan suhu air.
Kadar
TDS dalam sampel air sumur Loktuan dan air sumur Sekambing secara gravimetric
masing-masing sebesar 468 ppm dan duplonya sebesar 400 ppm dengan selisih
14,53% dan 468 ppm dan duplonya 400 ppm dengan selisih 34%, selisih kedua
sampel antara sinplo dan duplonya melebihi selisih maksimum yang dianjurkan
yaitu 5%, kesalahan pada praktikum yang dilakukan yaitu pada saat melakukan pengeringan
cawan di atas hot plate dengan tidak menutup cawan sehingga debu ataupun
partikel lainnya masuk ke dalam cawan sehingga menambah berat cawan dan
mempengaruhi hasil analisa. Pengujian kadar TDS dengan menggunakan
konduktometer didapatkan kadar TDS sebesar 145 ppm dengan suhu 28,9oC
pada sampel air sumur Loktuan dan 76 ppm dengan suhu 29,8oC pada
sampel air sumur Sekambing, selisih kadar yang sangat berbeda jauh antara kadar
TDS secara gravimetric dan pengujian Konduktometer namun semua kadar tersebut
masih di bawah kadar maksimum yaitu 500 ppm artinya air ini masih dalam keadaan
baik, pengujian secara konduktometer lebih memungkinkan dibandingkan dengan
secara gravimetric karena dengan kasat mata pada air sekambing terlihat sangat
jernih dan tentunya kadar TDS-nya rendah yaitu 76 ppm (secara konduktometer)
dibanding dengan kadar TDS secara gravimetric yaitu 400 ppm.
Kadar
TDS maksimum dalam air sebesar 500 ppm, jadi bisa disimpulkan bahwa kadar TDS
dalam sampel air Loktuan maupun Sekambing masih dibawah ambang batas.
IX.
Kesimpulan
1. Kadar
TDS dalam sampel air sumur Loktuan sebesar 468 ppm dan 400 ppm dengan selisih
14,53%
2. Kadar
TDS dalam sampel air sumur Sekambing sebesar 264 ppm dan 400 ppm dengan selisih
34%
X.
Daftar
Pustaka
Saharuddin. 2014. Laporan PRAKERIN. Bontang: SMKN 1 Bontang.
Anonyminous ........................ SNI 06-6989.26-2005, Cara Uji Total Disolved Solid Dalam Air dan Air Limbah.
Hijrah, Darwi. 2012. Laporan Praktikum TSS
& TDS. Diakses: 24 Februari 2012, pukul 10:07 WITA.
No comments:
Post a Comment