I.
Sub
Judul
Analisis Air dan
Mineral dengan Parameter
Sulfat (SO42-) metode Gravimetri.
II.
Tujuan
Siswa dapat melakukan
analisa air dengan parameter Sulfat (SO42-) metode
Gravimetri.
III.
Dasar
Teori
Sulfat
didalam lingkungan (air) dapat berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas
manusia, misalnya dari limbah industry dan limbah laboratorium. Secara ilmiah
sulfat biasanya berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S, misalnya gips
(CaSO4.2H2O) dan kalsium sufat anhidrat ( CaSO4).
Selain itu dapat juga berasal dari oksidasi senyawa organik yang mengandung
sulfat adalah antara lain industri kertas,tekstil dan industri logam . Ion sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan rumus
empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat
terdiri atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan
tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion
hidrogen sulfat (bisulfit) H2SO4- yaitu bes konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang
merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan ester asam sulfat (Anonim, 2011)
Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air alami atau alam.
Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek
pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Untuk hal
sulfat direkomendasikan batas maksimal sulfat dalam air sekitar 250 mg/l untuk
air yang dikonsumsi manusia Sulfat
dikenal sangat larut dalam air kecuali di dalam Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat. BariumSulfat sangat berguna dalam proses gravimetri sulfat.
Penambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat.
Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat yang menunjukkan adanya anion
sulfat. Ion sulfat bisa menjadi ligan yang menghubungkan mana-mana satu dengan
oksigen (monodentant) dan dua oksigen sebagai kelat atau jembatan
(Jakaoktasano, 2012)
Contoh dari Sulfat antara lain: senyawanya H2SO4 (asam sulfat). Senyawa sulfat mudah dijumpai di alam, seperti dalam air hujan. Senyawa sulfat juga berasal dari hasil buangan pabrik (limbah)
kertas, tekstil (karena proses pembuatannya atau pewarnaan memakai asam sulfat)
dan industri lainnya Sulfat cukup sulit dihilangkan dari air, karena sifat
sulfat yang sempurna larut dalam air, sehingga untuk memisahkannya harus
memakai membran elektrodialisis. Cara untuk mendeteksi kandungan sulfat dalam
air dapat dilakukan dengan mempergunakan alat spektrofotometer (uji
kuantitatif). Pengujian dengan spektrofotometer akan mengukur absorban larutan
melalui instensitas warna larutan. Oleh karena itu, sampel yang akan digunakan
harus jernih agar tidak mengganggu proses pembacaan absorban pada
spektrofotometer.
Ciri dari sulfat, yaitu
1. Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air, kecuali
Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat, danBarium Sulfat. Barium Sulfat yang sangat
berguna dalam analisis gravimetri sulfat dengan panambahan Barium Klorida pada
suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu Barium
Sulfat menunjukkan adanya anion sulfat;
2. Ion sulfat bias menjadi satu ligan, menghubungkan satu
dengan oksigen (mono dentat) atau dua oksigen sebagai kelas atau jembatan;
3. Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) yang
merupakan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Zat yang
dihasilkan menambahkan keasaman atmosfer dan mengakibatkan hujan asam.
Dampak yang ditimbulkan oleh
Sulfat
Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam
air 250 mg/l. MenyebabkanLaxative apabila kadarnya berupa Magnesium dan Sodiums. Senyawa
sulfat bersifat iritasi pada saluran pencernaan (saluran gastro intestinal), apabila dalam bentuk campuran Magnesium atau Natrium pada dosis yang
tidak sesuai aturan. Sebagai contoh bentuk Magnesium Sulfat yang biasa
ditambahkan ke dalam air minurn untuk membantu pengendapan (penjernihan air)
setelah penambahan Klorin (Anonim, 2011).
IV.
Alat
dan Bahan
Alat
No
|
Nama alat
|
Spesifikasi
|
JumLah
|
1
|
Cawan
|
Porselin
|
4
|
2
|
Gelas Ukur
|
100 mL
|
1
|
3
|
Pipet Tetes
|
Kaca
|
1
|
4
|
Corong
|
Kaca
|
1
|
5
|
Gelas kimia
250 mL
|
Kaca
|
1
|
6
|
Kertas Saring
|
Whatman 42
|
Secukupnya
|
7
|
Penjepit Krus
|
Stanless
|
1
|
8
|
Oven
|
-
|
1
|
9
|
Desikator
|
-
|
1
|
10
|
Hot Plate
|
1
|
2
|
11
|
Neraca
|
Analitik
|
1
|
Bahan
No
|
Nama
Bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
|
Sampel
air
|
Air isi ulang, air limbah, air RO, air sumur
dan air PDAM
|
@cawan 25 mL
|
2
|
Aquades
|
Teknis
|
secukupnya
|
3
|
HCl
|
1:1
|
secukupnya
|
4
|
BaCl2
|
-
|
Secukupnya
|
5
|
Pereaksi AgNO3-HNO3
|
0,1 N
|
secukupnya
|
V.
Prosedur
Kerja
1.
Apabila contoh uji keruh, disaring
dengan saringan membran berukuran pori 0,45 µm
2.
Apabila contoh uji tidak segera
dianalisis, awetan dengan mendinginkan pada temperature 4oC.
3.
Diukur 250 mL contoh uji dan masukkan
kedalam gelas piala 500 mL
4.
Diatur pH 4,5 - 5,5 dengan menambahkan
HCl menggunakan pHmeter atau indicator metil merah sampai berwarna orange.
5.
Ditambahkan 1 mL -2 mL HCl
6.
Dipanaskan sampai mendidih
7.
Sambil dikocok, ditambahkan secara
perlahan larutan BaCl2 hangat sampai proses pengendapan BaSO4
sempurna, diamkan beberapa saat.
8.
Ditambahkan larutan BaCl2
sampai berlebih dan tidak terbentuk endapan lagi.
9.
Disaring endapan BaSO4 dengan
kertas saring bebas abu (Whatman no.
42)
10. Dicuci
endapan BaSO4 dengan air suling hangat sampai air cucian tidak
mengandung klorida melalui tes dengan pereaksi AgNO3-HNO3
11. Diletakkan
kertas saring bersama endapan BaSO4 dalam cawan porselin yang sudah
diketahui bobotnya.
12. Dibakar
dalam tanur pada temperature 800oC ± 5oC selama 1 jam
13. Dinginkan
dinginkan dalam desikator, kemudian timbang sampai bobot tetap.
VI.
Data Pengamatan
No
|
Kode
Sampel
|
Vol.
sampel
|
Bobot
cawan konstan
|
Bobot
cawan + isi
|
Berat
BaSO4
|
FP
|
1
|
Air Sumur Saleba’
|
250 mL
|
51815,3 mg
|
51844,8 mg
|
29,5 mg
|
1
|
51931,8 mg
|
51955,8 mg
|
24 mg
|
1
|
|||
2
|
Air Sumur Loktuan
|
250 mL
|
53884,8 mg
|
53911,8 mg
|
27 mg
|
1
|
53243,5 mg
|
53267,4 mg
|
23,9 mg
|
1
|
|||
3
|
Air Sumur Kanaan
|
250 mL
|
53001,5 mg
|
53010,0 mg
|
8,5 mg
|
1
|
52839,6 mg
|
52851,6 mg
|
12 mg
|
1
|
|||
4
|
Air Pureit
|
250 mL
|
52235,2 mg
|
52245,0 mg
|
9,8 mg
|
1
|
54449,2 mg
|
54459,0 mg
|
9,8 mg
|
1
|
VII.
Perhitungan
Kadar SO42-
= 

Air
sumur Loktuan 1
Kadar SO42-
= 

Kadar SO42-
= 

Kadar SO42-
= 

Air
sumur Loktuan 2
Kadar SO42-
= 

Kadar SO42-
=
= 


No
|
Kode Sampel
|
Hasil (mg/L)
|
1
|
Air Sumur Saleba’
|
48,5688 mg/L
|
39,5136 mg/L
|
||
2
|
Air Sumur Loktuan
|
44,4528 mg/L
|
39,34896 mg/L
|
||
3
|
Air Sumur Kanaan
|
13,9944 mg/L
|
19,7568 mg/L
|
||
4
|
Air Pureit
|
16,13472 mg/L
|
16,13472 mg/L
|
VIII.
Pembahasan
Dalam titrasi pengendapan (argentometri) didasarkan pada
penggunaan larutan baku yaitu perak nitrat (AgNO3). Zat yang
ditentukan bereaksi dengan zat peniter akan membentuk senyawa yang sukar larut
dalam air. Sehingga, kesepakatan zat yang ditentukan berkurang selama
berlangsungnya proses titrasi. Perubahan kepekatan itu diamati dekat titik
kesetaraan dengan bantuan indikator atau peralatan yang sesuai. Cara seperti
ini mempunyai persyaratan yang ketat, misalnya terjadi keseimbangan yang serba
berlangsung cukup cepat. Oleh karena itu reaksi-reaksi pengendapan yang lazim dipakai dalam gravimetri tidak
dapat dipakai seluruhnya dalam titrasi pengendapan. Sebagai indikator
digunakan larutan kromat K2CrO4 yang dengan ion perak
akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak alkalis.
Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat
diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan
penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl.
Pada percobaan yang telah dilakukan, digunakan cara Mohr
dalam menentukan saat tercapainya titik ekivalen. Mula-mula Ag+ akan
mengikat Cl- membentuk AgCl ( terbentuk endapan merah) dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
Ag+ + Cl-
AgCl

Penambahan AgNO3 secara terus menerus akan membuat
ion Cl- habis diikat oleh ion Ag+ dari AgNO3. Apabila
Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya bereaksi
dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4
yang ditambahkan dan membentuk endapan Ag2CrO4 yang
berwarna merah bata, berarti titik akhir titrasi sudah tercapai sehingga selanjutnya Ag+ akan berikatan
dengan CrO
dari K2CrO4
membentuk Ag2CrO4. Persamaan reaksinya adalah






Pada sampel air sumur Sekambing
setelah dititrasi diperoleh volume perak nitrat sebanyak 0,5 mL dan 0,5 mL
melalui perhitungan kadar yag diperoleh adalah
ppm dan Pada sampel air sumur loktuan
diperoleh volume titrasi sebanyak 4,5 mL dan 4,6 mL dan kadar klorida sebesar
.


Kadar Klorida maksimum
dalam air yaitu 250 ppm jadi bisa disimpulkan bahwa air sumur loktuan dan air
sumur Sekambing masih dalam keadaan baik untuk pengujian klorida karena tidak
melebihi ambang batas.

IX.
Kesimpulan
Pada praktikum penetapan kadar klorida
dalam sampel air diperoleh:
1. Sampel
Air sumur sekambing diperoleh kadar klorida sebesar 0,0009926 ppm
2. Sampel
Air sumur loktuan diperoleh kadar klorida sebesar 0,0411929 ppm
3. Dari
data diatas air tidak melebihi batas maksimum kadar Cl yaitu 250 ppm
X.
Daftar
Pustaka
Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr.
2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
Keenam. Penerjemah Iis Sopyan, Jakarta: Erlangga.
Rivai, Harizul.1995. Asas
Pemeriksaan kimia. Jakarta : UI-Press
Sholahuddin, Arif, Bambang Suharto dan Abdul Hamid. 2007. Panduan Praktikum Kimia Analisis. Banjarmasin:
FKIP UNLAM.
Live Casino Review 2021 | by Real Players - Oklahomacasinoguru
ReplyDeleteIs 다파벳 Live Casino 영앤 리치 먹튀 reliable? — The main issue with Live Casino is that 라이브 배팅 the players pci 슬롯 are unable to make any bets through live dealer games. However, bet365 우회 주소